JAKARTA - Angkasa Pura Airports menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Kimia Farma Tbk. terkait rencana kerja sama pemanfaatan ruang di seluruh bandara kelolaan Angkasa Pura Airports. Penandatanganan MoU yang dilaksanakan pada Selasa (14/12) siang tersebut merupakan langkah awal dari kedua belah pihak dalam upayanya untuk peningkatan layanan farmasi dan kesehatan di seluruh bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports.
Bertempat di Kantor Pusat Angkasa Pura Airports, penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. Verdi Budidarmo.
Faik Fahmi menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan wujud komitmen peningkatan layanan kepada pengguna jasa. "Sebagai salah satu komitmen kami kepada penumpang dan pengguna jasa angkutan udara untuk memberikan layanan terbaik, kami akan menambah layanan kesehatan di bandara dengan terobosan kerja sama yang akan dilakukan oleh Angkasa Pura Airports dan Kimia Farma ini," ujarnya.
"Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pemanfaatan ruang ini nantinya akan digunakan sebagai layanan kegiatan farmasi dan kesehatan lainnya. Kerja sama yang merupakan sinergi BUMN ini tidak hanya menguatkan partnership antara Angkasa Pura Airports dan Kimia Farma, tetapi juga akan mampu memberikan nilai tambah dan mendorong peningkatan kualitas pelayanan penumpang di bandara-bandara milik Angkasa Pura Airports," lanjut Faik Fahmi.
Adapun ruang lingkup nota kesepahaman ini adalah terkait rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan farmasi dan layanan kesehatan lainnya di seluruh bandara kelolaan Angkasa Pura Airports, yang akan dikelola oleh anak perusahaan Kimia Farma, yaitu Kimia Farma Apotek.
"Pandemi global Covid-19 menyebabkan perubahan dalam tatanan hidup sehari-hari, termasuk dalam transportasi, khususnya transportasi udara. Terdapat beberapa penyesuaian persyaratan penerbangan, utamanya adalah dengan melengkapi diri dengan dokumen kesehatan. Bandara kami, yang setiap harinya melayani ribuan penumpang, dituntut untuk dapat menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap untuk dapat mengakomodasi kebutuhan penumpang dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan farmasi. Untuk itulah, saya menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman dengan Kimia Farma ini. Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk dapat selalu memberikan layanan prima kepada penumpang dan pengguna jasa bandara," ujar Faik Fahmi.
Dalam Nota Kesepahaman ini, disepakati 5 bandara sebagai pilot project kerja sama, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Bali (DPS);
2. Bandara Juanda - Surabaya (SUB);
3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar (UPG);
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan (BPN);
5. Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo (YIA).
"Dalam tahap awal ini, kami menjajaki potensi kerja sama di lima bandara pilot project, dengan luas total fasilitas yang disepakati yaitu kurang lebih 538 meter persegi. Namun semoga ke depannya, layanan Kimia Farma Apotek dapat hadir di bandara-bandara lainnya. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, di mana masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan yang dapat dijangkau kapan pun dan di mana pun," tutup Faik Fahmi.
Kembali