JAKARTA - Menjadi tempat pertama bagi delegasi G20 menginjakkan kaki di Yogyakarta, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) memberikan sambutan dengan keramahtamahan Indonesia dan keistimewaan khas Yogyakarta. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung delegasi G20 yang hadir pada Energy Transitions Working Group tanggal 23-25 Maret 2022.
YIA melakukan penyambutan kepada beberapa delegasi yang tiba di bandara dengan tarian Anoman dan Ganongan yang merupakan kolaborasi YIA dengan sanggar tari di Kulon Progo. Tarian Hanoman, dalam kisah Ramayana memiliki makna sebagai gambaran tokoh penting yang gagah berani, yang gemar menebarkan kebaikan dalam seni wayang kisah Ramayana. Sedangkan Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik dalam seni Reog Ponorogo. Melalui makna tersebut, tersisip harapan melalui para delegasi, bahwa setiap agenda pertemuan G20 yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta dapat memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat dunia.
“Angkasa Pura Airports sebagai operator Bandara Internasional Yogyakarta bersyukur dapat terlibat secara langsung dalam mendukung keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi delegasi yang hadir pada kegiatan Presidensi G20 di Yogyakarta serta mengenalkan salah satu budaya Indonesia kepada dunia melalui Bandara Internasional Yogyakarta. Hal ini juga sejalan dengan visi & komitmen kami untuk senantiasa memberikan keunggulan layanan yang menampilkan keramahtamahan khas Indonesia,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports, Faik Fahmi.
Selain itu, guna memastikan kelancaran delegasi yang hadir, Angkasa Pura Airports telah menyiapkan telah menyiapkan jalur khusus bagi para delegasi yang tiba dan berangkat, terpisah dari jalur penumpang umum. Selain itu, para delegasi pertemuan G20 di Yogyakarta yang tiba di YIA disambut dengan pelayanan terbaik dan ruang transit khusus yang merupakan kolaborasi dengan anak perusahaan, yaitu Angkasa Pura Hotels.
“Kami telah menyiapkan jalur dan area khusus bagi para delegasi. Mulai penyambutan saat tiba, kemudian proses check in dan pengecekan kesehatan, bagasi/pengambilan bagasi, hingga jalur kendaraan delegasi,” kata General Manager Bandara Internasional Yogyakarta, Agus Pandu Purnama.
Tidak hanya melalui penyambutan kesenian dan budaya, YIA juga telah menyiapkan produk-produk UMKM unggulan yang berada di Kawasan Tugu Malioboro (KTM) dan Galeri Pasar Kotagede. Telah disediakan lebih kurang 15% dari total area Komersial yang ditujukan untuk UMKM. YIA bekerjasama dengan Dinas Koperasi & UMKM Provinsi DIY untuk pengelolaan UMKM Pasar Kotagede seluas 1.475 meter persegi yang dapat memfasilitasi 500 UMKM dimana saat ini terdapat 431 UMKM yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah. Selain itu juga, bekerjasama dengan Java Connections Art Management, YIA telah memfasilitasi 200 UMKM di area gedung penghubung seluas 887 meter persegi.
Sejalan dengan penyelenggaraan agenda Energy Transitions Working Group dengan topik securing energy, accessibility, smart & clean energy technologies scaling up dan advancing energy financing, YIA turut berpartisipasi dalam mewujudkan Green Airport yang senantiasa memperhatikan aspek pelestarian lingkungan hidup. Salah satunya adalah pelestarian air dengan pemanfaatan air hujan untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih di YIA.
Pemanfaatan air hujan dilakukan dengan membangun fasilitas rain water tank kawasan yang berfungsi untuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, dan meresapkan air limpahan hujan untuk digunakan sebagai sumber air alternatif bagi keperluan operasional bandara. Air hujan ditadah dan dikumpulkan untuk kemudian disaring menggunakan sistem reverse osmosis.
Untuk mewujudkan bandara yang ramah lingkungan, selain penghematan air, YIA didukung berbagai perangkat utilitas yang mendukung konsep ramah lingkungan seperti penggunaan lampu LED, elevator, lift, dan travelator yang menggunakan fitur sleep mode, sanitair dengan fitur dual flush and auto faucet, serta penggunaan kaca bangunan Sunergy Green yang mampu merefleksikan sinar matahari dengan baik dan mendukung efisiensi penggunaan pendingin ruangan di dalam area terminal.
Selain memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan hidup, YIA dirancang dengan arsitektur bergaya modern. Namun eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta, baik itu melalui instalasi karya seni (artwork) yang melibatkan berbagai seniman lokal Yogyakarta, maupun beragam area yang telah didesain secara khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulon Progo, dan sekitarnya.
"Bandara Internasional Yogyakarta memang dirancang dan dibangun dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan hidup secara berkelanjutan pada berbagai aspeknya, mulai dari perangkat utilitas yang ramah lingkungan, penghematan energi, hingga penghematan air. Oleh karena itu, di tahun 2021 YIA meraih Sertifikat 'Gold' Greenship dari Green Building Council Indonesia,” imbuh Agus Pandu Purnama.
Mr. Phoumin Han, delegasi yang mewakili Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menyampaikan impresi yang baik terhadap YIA saat tiba kemarin (23/03). “Ini menjadi kunjungan pertama saya di Yogyakarta. Kunjungan ini sangat menarik bagi saya dan saya merasakan kehangatan di tempat ini. Selain itu, yang paling membuat saya terkesan adalah bandara - YIA dengan segala keramahtamahan yang telah disiapkan bagi kami, delegasi G20. Tak hanya itu, saya merasa kagum dengan seluruh pemandangannya yang menakjubkan dari bandara ini. Saya sangat terkesan dengan sambutan yang hangat bagi seluruh delegasi. Terima kasih atas keramahtamahan yang diberikan,”terangnya.
Kembali